5 Trik Investasi Selama Pandemi yang Wajib Diterapkan

Virus Covid-19 telah mengguncangkan perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Buktinya bisa dilihat dari investasi 2021 yang selalu mengalami pasang surut dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini secara tidak langsung mempengaruhi minat investasi investor karena ketidakstabilan ekonomi cenderung mendatangkan kerugian.

Namun, tidak menutup kemungkinan untuk untung asal investor tahu tips mengelola investasi. Tertarik berinvestasi? Jika ya, berikut 5 tips investasi selama pandemic yang wajib diterapkan guna meminimalisir kerugian.

1. Beralih ke sektor obligasi

Obligasi dipercaya menjadi salah satu produk investasi yang paling cuan besar selama pandemi berlangsung. Ivan Jaya, Executive Vice President, Health of Wealth Management & Digital Business Commonwealth, mengatakan bahwa obligasi menjadi primadona. Hal ini tidak lepas dari level risiko yang bisa dimaklumi.

Apalagi setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate menjadi 4,25%. Itu artinya obligasi akan mengalami penurunan suku bunga yang membuatnya semakin diminati oleh debitur besar.

Sedangkan untuk pendanaannya sendiri akan dilempar ke masyarakat. Tentunya dengan suku bunga yang cukup menggiurkan mulai dari 4% sampai 7,86%. Bukan diakhir, bunga obligasi biasanya diberikan di awal dalam bentuk kupon.

2. Reksa dana saham juga tak kalah menarik

Jika dibandingkan dengan reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran ataupun p2p lending syariah Indonesia, reksa dana saham menjadi satu yang paling berisiko. Namun, kenapa reksa dana ini disarankan di masa pandemi sekarang? Tentu karena tingkat keuntungannya lebih besar.

Ivan Jaya menyarankan agar para investor khususnya di sektor ritel untuk fokus membeli reksa dana saham. Sebab, pasar modal di Indonesia mulai bergairah kembali seperti dulu. Ini adalah kesempatan yang pas untuk membeli karena waktu yang dibutuhkan agar harga sahamnya kembali normal tidak lama lagi.

Sedangkan untuk racikan investasinya, Ivan menyarankan untuk menginvestasikan 25% dari total alokasi investasi untuk reksa dana saham. Untuk meminimalisir kerugian, koleksilah saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar karena. Sebab, saham seperti ini potensi bangkrutnya rendah.

3. Alokasikan modal secukupnya

Melakukan investasi tidak harus dengan modal besar, tapi setidaknya kamu harus mengalokasikan modal yang cukup sebelum memulai investasi. Alokasi dananya tergantung kondisi finansial mu. Idealnya 10-15 persen dari total penghasilan, tapi jika kamu sanggup menginvestasikan lebih, kenapa tidak?

Justru semakin besar yang dialokasikan, semakin besar pula peluangmu mendapatkan untung. Di sisi lain, peluangmu untuk mengalami kerugian juga sebanding.

Supaya tidak dilanda dilema, sebaiknya luangkan waktu untuk merenungkan hal ini. Dengan demikian, kamu tidak salah mengambil keputusan mengenai berapa banyak yang nantinya diinvestasikan.

4. Amati laju perkembangan investasi

Namanya juga lagi pandemi, kondisi ekonomi sudah pasti tidak stabil. Pemotongan gaji, pemutusan kerja, dan unpaid kerap kali terjadi, sementara harga kebutuhan pokok tidak mengalami pengurangan. Hal seperti inilah yang wajib diwaspadai karena otomatis berdampak pada portofolio investasi.

Tidak hanya perekonomian, politik, bencana alam, dan masalah sosial di seluruh dunia pun sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu investasi. Makanya kamu wajib mengamati laju perkembangan investasi sesering mungkin guna menghindari kerugian.

Jika sudah terlanjur rugi, hanya ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, kamu menjual produk investasi untuk meminimalisir kerugian. Kedua, dipertahankan dengan konsekuensi harus sabar karena waktu yang dibutuhkan agar situasi kembali normal cukup lama.

5. Wajib diversifikasi!

Trik investasi yang tak kalah penting adalah diversifikasi produk. Apa itu diversifikasi? Diversifikasi investasi adalah penganekaragaman jenis produk investasi yang dilakukan oleh investor untuk menyeimbangkan potensi keuntungan dan tingkat risiko kerugian.

Tujuan utamanya satu, yaitu meminimalisir potensi kerugian yang menimpa suatu produk. Ketika kamu punya produk investasi lain, setidaknya produk itu tidak terlalu terkena dampak jadi kondisinya masih dalam batasan aman.

Meski diversifikasi dianjurkan, tapi kamu wajib tahu produk yang pantas didiversifikasi. Mengingat kondisinya sedang tidak stabil, penting untuk membandingkan beberapa produk sekaligus sebelum memutuskan satu atau dua yang terbaik.

Pelajari basic investasi dari produk investasi yang baru untuk memudahkanmu dalam mengelolanya nanti. Jadi, diversifikasinya bukan asal-asalan agar kerugiannya tidak bertambah besar.

Cermat Berinvestasi Selama Pandemi

Itu dia trik berinvestasi selama pandemi yang wajib diterapkan. Lakukan investasi secara cermat, dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang mempengaruhi investasi yang bersangkutan. Dengan demikian, kamu tetap mendapat keuntungan meskipun dalam situasi yang kurang kondusif seperti sekarang.